Minggu, 21 Agustus 2016

Pentas Puisi Gugur karya WS Rendra

Pementasan puisi yang dimainkan Vox Theater Club Manado di acara Pentas Sastra yang dilaksanakan Balai Bahasa Sulawesi Utara, 20 Agustus 2016. Berikut ini foto-fotonya:

Selasa, 26 Juli 2016

Dari Taiko Hingga Kantata

Di laut Segitiga Naga,
Bukan hanya Taiko[1] saja yang mampu dentamkan semangat dan kepedihan
Seutas senar juga bisa bangkitkan rindu sekaligus dendam seorang nelayan
Dalam bunyi-bunyi yang tak berbatas syair
Dalam syair-syair yang tak berbatas kata
Dalam kata-kata yang tak berbatas kenangan
Dalam kenangan-kenangan yang tak berbatas bunyi

Minggu, 17 April 2016

Kita dan Aksara

Kau pernah bisik, ada aksara langit yang tak ditulis dan tak dikenal di bumi
Lalu siapa yang bisa membacanya dalam sajak angin hari ini?
Lalu siapa yang bisa mengejanya dalam irama orkestra di lautan?
Kau menjawab, hanyalah para malaikat dan Tuhan
Padahal dengan aksara itu ingin sekali kutulis nama ibu di dinding etalase pertokoan
Agar setiap kali melintasinya kusinggahi juga ruang kemurahan Ilahi
Karena ribuan keluh di oratorium yang telah diucapkannya hanya tentang aku
Padahal dengan aksara itu ingin sekali kutulis kisah kita yang masih tergaris samar
Agar di setiap lembar hari yang kurengkuh dalam ingatan hanyalah aroma pelukanmu
Menggelepar kejam
Dan tajam

Jumat, 08 April 2016

Foto-foto Temu Karya Taman Budaya di Jambi 2013

Panggung pertunjukan
Beberapa foto dari kegiatan Temu Karya Taman Budaya di Jambi tahun 2013 yang berhasil aku rekam. Tidak banyak. Yah, paling tidak, di-posting di sini untuk sekedar mengabadikan kegiatan seni yang pernah terjadi.

Temu Karya Taman Budaya di Jambi

Aku saat uji coba panggung di Jambi
Pada 15 Juni 2013 yang silam, aku pernah pentas bersama sejumlah seniman yang tergabung dalam Tim Taman Budaya Manado, di Jambi, dalam acara Temu Karya Taman Budaya. Dengan mengangkat tema Pergelaran Seni Tradisional, kegiatan yang jadi ajang mempertemukan semua kesenian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia ini sungguh menarik perhatian.

Tim Taman Budaya Manado kala itu menampilkan kolaborasi pembacaan puisi modern, Sasambo, musik Tagonggong, dengan ritual Potong Tamo, yang menjadi budaya khas etnis Sangihe. Video Pentas Temu Karya Taman Budaya di Jambi tahun 2013 itu dapat ditonton di YouTube melalui link di sini. Waktu itu, aku berperan sebagai pembaca puisi, yang membawakan karya Iverdixon Tinungki berjudul Sambo Ghenggona. Ada beberapa alat musik Bambu yang dihadirkan dan memberikan sentuhan musik latar yang apik. Ada juga tarian Gunde yang ikut ditampilkan dalam kolaborasi ini.

Senin, 28 Maret 2016

LONCENG, ILALANG, DAN LAILA



Laila,
Serupa kisah rembulan dan kenangan,
Suara lonceng dan gemerisik ilalang bagiku juga adalah nyanyian
Berirama di antara lereng tanah yang tandus dan belum berbentuk
Ia selalu saja hidup, bangkit, dan bergairah lagi dalam putaran alam
Karena kicau burung-burung senantiasa menghidupkannya di setiap pagi
Meski berkali-kali ia terlelap dan mati saat malam asyik mementaskan konsernya

Minggu, 27 Maret 2016

Mimik



Definisi mimik berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia yang diterbitkan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008) adalah:
Mimik n peniruan dng gerak-gerik anggota badan dan raut muka.

Pada pemahamannya dalam bahasa Inggris, Mimik diurai seperti berikut:
mimic (ˈmɪmɪk)

Sabtu, 26 Maret 2016

Bermalam di Hotel Sahid Kawanua Manado

Hotel Sahid Kawanua Manado
Harus diakui, banyak fasilitas dari Hotel Sahid Kawanua Manado yang harus disegarkan lagi dari keuzurannya. Awal Maret 2016, untuk kesekian kalinya, aku bermalam di Hotel Sahid Kawanua Manado untuk menikmati suasana pusat Kota Manado dari hotel tersebut.

Rabu, 23 Maret 2016

Anti Cukur | Barang Antik yang Dicari

Barang yang memiliki kriteria atau khasiat Anti Cukur (AC) bisa dihargai sampai Rp500 miliar. Malah, maharnya bisa tergantung permintaan khodam. Ada yang bisa sampai sebanyak Rp1-2 triliun. Barang AC bisa berupa apa saja, Merah Delima (MD), Batang Kara (BK) atau Jenglot, Rante Babi (RB), Kantong Macan (KM), Sirih Hitam, Kol Buntet, Stambul, dan lain-lain. Lebih disukai jika barang dapat masuk di saku.

Untuk test, potong rambut pakai silet baru. Pertama, tidak pegang barang yang AC, dipastikan rambut harus putus waktu dipotong. Lalu pegang barang AC, rambut tidak putus saat dipotong.***

Ikan Kedip | Barang Antik yang Dicari

Dunia ini sebenarnya dipenuhi banyak keanehan. Salah satunya adalah ikan yang bisa berkedip. Ikan Kedip seperti itu, di pasar bisa mencapai Rp50 miliar. namun saja, jenis Ikan Kedip yang dimaksud hanya terbatas pada jenis ikan Lele, Gabus, dan Ikan Mas.

Berkedip yang dimaksud, bukan melirik. Untuk membuktikannya, ikan angkat dari dalam air. Tiup matanya, lalu dia akan menutup seperti mata manusia.***

Ayam/Gagak Cemani | Barang Antik yang Dicari

Ayam Cemani
Ayam atau Gagak Cemani dewasa, baik betina maupun jantan, yang bukan bulu jarum atau kapas bisa seharga Rp50 miliar. Darah jika hitam malah bisa tembus Rp100 miliar, yang dibuktikan dengan melukai paha sedikit.

Kriteria Ayam atau Gagak Cemani harus hitam mulus dan serba hitam. Jengger, pial, paruh, bola mata, rongga mulut tenggorokan, lidah, pelatuk, bulu, sayap, ketiak, lubang dubur,  kaki, sampai cakar harus hitam.

Senin, 21 Maret 2016

Harga Giok Super | Barang Antik yang Dicari

Giok Super bisa mencapai Rp40 miliar per kg.


Harga Giok Super yang memenuhi kriteria bisa mencapai Rp30 - 40 miliar per kilogram (kg) untuk buyer di Jakarta.
Buyer di Gading Serpong agak berbeda kriterianya. Dia bisa membayar Giok Super Bongkahan sebesar Rp10 miliar untuk minimal 5 kg, dengan warna bebas saja.

Giok Super Tahan Panas | Barang Antik yang Dicari

Meja Giok Hijau Sprite
Beberapa waktu lalu aku ditelpon seseorang dan minta dicarikan Giok Super yang tahan panas. Bingung juga kenapa aku yang ditelpon. Padahal sudah lama tidak berurusan dengan barang-barang antik seperti itu. Dia menyebutkan kriteria tes barang sebagai berikut:

- Di 6 sudut dibakar dengan lilin selama 20-30 menit namun tidak panas. Kalau dipanasi dengan lilin cara lain yaitu dibakar dari bawah meja. Giok anti panas harus tetap dingin kalau dipegang.

Harga Samurai | Barang Antik yang Dicari

Logo Sakura di pedang Samurai
Harga pedang Katana atau Samurai beda-beda setiap buyer. Buyer di Tangerang memasang harga untuk kategori:
- Selendang/Shogun/Katana antara Rp2-4 triliun.
- Hand Roll 3 tombol antara Rp20-30 triliun.
- Hand Roll 5 tombol antara Rp35-40 triliun.
- King Roll 3 tombol antara Rp50-60 triliun.
- King Roll 5 tombol antara Rp70-80 triliun.
- King Roll 7 sampai 11 antara Rp90-150 triliun.

Kriteria Samurai | Barang Antik yang Dicari



Samurai antik
Pedang Katana atau yang lazim dikenal dengan sebutan Samurai, di pasar barang antik memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Anti magnet. Tidak menempel atau menolak magnet.
2. Mampu memutus paku ukuran 12 cm tanpa bergerigi.
3. Mampu menembus besi beton 6/8 mm dengan ditekan dan digesek tanpa bergerigi.
4. Kondisi mulus utuh dan lengkap.

Daftar Barang Antik yang Dicari


Lika-liku penjualan barang antik di Indonesia selalu saja ramai dan tak pernah sepi dari peminatnya. Iming-iming memperoleh uang yang banyak jadi salah satu pemicu kenapa bisnis ini selalu saja ramai. Informasi yang masuk melalui teman, beberapa barang antik yang sementara dicari banyak buyer antara lain:
- Pedang Katana atau Samurai, mampu memutus paku.
- Giok Super, tahan panas.
- BK/Mumi/Jenglot.
- Cungpet.
- Merah Delima.
- Batu Rubah.
- Blue Safir.

Informasi Barang Antik yang Dicari!


Pedang Katana jadi item yang paling dicari.
Setelah lama tak terjun di bidang ini lagi, seorang teman suatu waktu mengirim pesan melalui inbox di Facebook. Dia mengaku sementara menggeluti proses penjualan beberapa barang antik. Namun, sulitnya, karena buyer berlokasi di Pulau Jawa, dia butuh dana yang tidak sedikit untuk bisa berangkat dari Manado dan melakukan transaksi di sana.

Dulu, aku bersama teman itu pantang menyerah mencari barang-barang antik apa saja yang bisa dijual. Dari rumah satu ke rumah lain, keluar-masuk pedalaman, hingga rasa lelah sendiri karena dari banyaknya usaha dan pengorbanan itu hasilnya hanya nol besar.

Sabtu, 19 Maret 2016

Beberapa Hotel Populer di Kota Manado

Kali ini aku menyajikan beberapa hotel populer yang ada di Kota Manado. Semoga informasinya bisa berguna bagi pembaca sekalian. Thanks.

- Whiz Prime Hotel Megamas Manado
Kawasan Megamas, Jalan Piere Tendean Boulevard, Manado.

- Biz Boulevard Hotel
Jalan Pierre Tendean No. 35, Boulevard, Manado, 95111.

Mencoba Layanan di Sparks Lite Manado

Hotel Spark Lite Manado
Aku barangkali satu di antara banyak orang Manado yang punya hobi Menginap di Hotel. Aku selalu penasaran dengan layanan yang dimiliki tiap hotel di Manado. Apalagi kalau ada hotel yang baru saja dibuka. Banyak hotel di Manado yang menyodorkan harganya hanya terpaut sedikit saja, namun fasilitas dan layanannya selalu beda-beda.

Jumat, 18 Maret 2016, aku mencoba Sparks Lite Manado yang beralamat di Jalan Kol Sugiono 21, Marambak, Manado. Kesan buruk pertama sudah terlihat pada sempitnya area parkir kendaraan yang ada di base hotel. Mobil yang masuk terpaksa harus menitipkan kunci agar bisa gantian posisi parkir.

Selasa, 15 Maret 2016

Jual Perhiasan Zaman Belanda

3 butir Berlian yang ingin dijual.
Melalui Michael Watti, sahabat sejak masih di bangku SMA dulu, pada tanggal 5 Agustus 2015 lalu, saya berkenalan dengan Welly, marganya saya benar-benar lupa tanya. Dia tinggal di Desa Sea, Minahasa. Tak disangka, dia memiliki beberapa koleksi perhiasan antik dari zaman Belanda yang ingin dijual.

Senin, 14 Maret 2016

Batu Ajaib Bisa Berjalan

Sabtu, 6 Februari 2016 lalu, saya bertemu dengan Jufry Piri. Pria yang diketahui berumur 33 tahun tersebut ternyata seorang yang memiliki kemampuan supranatural yang tinggi. Sejak menerima warisan ilmu dari kakeknya, Upi, sapaan akrab lelaki berbadan tegap itu, setiap harinya sibuk membantu orang yang menderita sakit, baik yang non-medis maupun yang medis.

Minggu, 13 Maret 2016

HBD, Opa!

Salah mangarti
Cucu: HBD, Opa!
Opa : Pemai, ngana. Cucu nda ontak.
Cucu: E, kiapa, Opa kage-kage bamarah pa kita?
Opa : Ngana kira kita mo mati cuma deng panyaki nyamuk gigi itu so? Pi bajao jo ngana. Da hari jadi bagini cuma para bekeng nae darah jo.

Mengenal JS Badudu

Pemilik nama lengkap Jusuf Sjarif Badudu ini lahir di Gorontalo, Keresidenan Celebes en Onderhoorigheden, 19 Maret 1926, dan meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat, 12 Maret 2016, pada umur 89 tahun. Dia menikahi seorang perempuan cantik berdarah Minahasa yang bernama Eva Henriette Alma Koroh pada tanggal 9 Mei 1953. Dari perkawinan mereka itu, berhasil dikaruniai 9 putra-putri, yaitu Dharmayanti Francisca, Erwin Suryawan, Chandramulia Satriawan, Chitra Meilani, Armand Edwin, Rizal Indrayana, Sari Rezeki Adrianita, Mutia Indrakemala, dan Jussar Laksmikusala.

JS Badudu Tutup Usia

JS Badudu
Waktu masih berstatus mahasiswa Fakultas Sastra Unsrat Manado, saya mengenalnya sebagai penulis buku dengan judul yang relatif aneh waktu itu: Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar I, II, dan III (1993). Jusuf Sjarif Badudu atau yang akrab dikenal dengan nama singkatnya JS Badudu, akhirnya meninggal dunia pada usia 89 tahun, Sabtu, 12 Maret 2016, pukul 22:10 WIB, di Rumah Sakit (RS) Hasan Sadikin, Bandung.

Rabu, 09 Maret 2016

KALIBARAT



Kalibarat sekiriman pesan,
Aku sms cinta padamu sekandas-kandasnya pulsa orang susah
Agar kau tahu aku sementara sungguh-sungguh berharap

Kalibarat setitik cinta,
Aku sirami kau hingga jadi bunga mekar indah
Biar nektar kelak mengucur dari kuncup bibirmu

Minggu, 06 Maret 2016

Mr. A. A. Maramis, Tokoh Pejuang Lintas Agama

AA Maramis

Oleh: Joutje A. Koapaha (Jako) Paputungan
“…Tetapi hampir tidak ada yang tahu bahwa dari antara mereka, terdapat seorang sosok unik yang juga sangat pantas diprioritas peroleh gelar Pahlawan Nasional dan Bintang Mahaputra Adipradana...”
BAHWA Tanah Malesung Sulawesi Utara (Sulut) sebagai lumbung Pahlawan Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tidak satu pun yang diragukan masyarakat Sulut plus. Itu terbukti melalui kepeloporan dan keteladanan nama-nama heroik asal Sulut seperti Robert Wolter Mongisidi, Walanda Maria Maramis, GSSJ Ratulangi, John Lee, dan P.N. Palar. Tetapi hampir tidak ada yang tahu bahwa dari antara mereka, terdapat seorang sosok unik yang juga sangat pantas diprioritas peroleh gelar Pahlawan Nasional dan Bintang Mahaputra Adipradana.

Peristiwa 14 Februari 1946 dalam Penilaian Sebenarnya

Benny Matindas
Oleh: Benni E. Matindas

GERAKAN patriotik Merah-Putih yang mengkudeta kekuasaan kolonial di Sulawesi Utara pada 14 Februari 1946 sungguh sebuah tonggak sejarah kebangsaan Indonesia yang sangat penting dan dengan dampak sangat strategis bagi perjuangan kemerdekaan republik ini. Tapi sayang, secara historiografis ia terlalu sering dinilai di bawah nilai seharusnya. Nyaris selamanya terdepresiasi. Bahkan banyak buku pelajaran sejarah nasional Indonesia tak mencatatnya setitik pun. Versi termutakhir sejarah nasional Indonesia, Indonesia dalam Arus Sejarah (2012), 9 jilid, yang kendati penulisannya melibatkan beberapa sejarawan asal Sulut (seperti Prof. A.B. Lapian) yang bahkan pula memiliki latar belakang kedekatan dengan para pelaku Peristiwa Merah Putih 14 Februari, pun ternyata cuma mencatatkan beberapa kalimat [dalam Jilid 6] mengenai perjuangan monumental ini.

Enoch Saul

Enoch Saul
Nama lengkapnya Drs Enoch Telfianus Saul. Lahir di Tahuna, 17 Maret 1967. Enoch menempuh pendidikan seni di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Manado.

Selain aktif mengikuti pameran skala nasional, hingga tahun 2016 ini Enoch tercatat sebagai Kepala SMP Negeri 14 Manado, yang sekaligus merangkap guru Seni Rupa dan Dekorator.

Jumat, 04 Maret 2016

Bertemu Enoch Saul



Enoch Saul

Saya berteman dengan Enoch Saul sudah lama sekali. Untuk jadi acuan tahun, mungkin sebaiknya saya menyebutkan tahun 2001 sebagai awal kedekatan dengan sosok pelukis ini. Banyak yang dibicarakan pada 20 Jauari 2016 itu, setelah sekian waktu tak berjumpa.

Mendaki Puncak Gunung Makaweimben

Tiba di puncak Gunung Makaweimben
Sudah lama keinginan mendaki puncak Gunung Makaweimben, namun baru terealisasi tanggal 2 Januari 2016. Lelah juga mendaki gunung yang terlihat 'hanya sejauh doa' tersebut dari Kelurahan Marawas, Tondano, Minahasa. Setelah lama tak pernah mendaki lagi bersama teman-teman dari Mahasiswa Pencinta Alam (MPA) Artsas Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, coba mendaki kali ini agak sulit.

Rabu, 02 Maret 2016

Cinta Bahasa Manado


Pica Botol Galau


Mahalnya Ruang Bermain Anak-anak

Lahan reklamasi jadi pilihan lokasi bermain yang indah
Tanggal 29 Januari 2016 lalu, saya sempat jalan-jalan di Kantor Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Manado yang berlokasi di wilayah Bahu, bersebelahan dengan Big Fish Restaurant. Di bagian belakang kantor tersebut, ke arah laut, tampak beberapa anak-anak asyik bermain. Saya sempat bergumam, alangkah luar biasanya pembangunan menggilas hak-hak manusia sehingga tempat bermain bagi anak-anak jadi barang mahal.

Selasa, 01 Maret 2016

Karikatur Sinergisitas GSVL-OD

Saya baru-baru ini coba membuat karikatur sinergisitas pembangunan antara Godbless Sofcar Vicky Lumentut (GSVL), pemenang dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Manado yang digelar 17 Februari 2016, dengan Olly Dondokambey (OD), pemenang dalam Pilkada Sulawesi Utara (Sulut) yang digelar 9 Desember 2015 lalu. Hasilnya sudah dipublikasikan di Kawanua Post, Edisi Senin, 29 Februari 2016.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

<iframe src="https://drive.google.com/file/d/0Bzz_p8BqMRtwX0tZa3A0ZDhvM3c/preview" width="640" height="480"></iframe>
Kamus Besar Bahasa Indonesia


Bagi yang membutuhkan Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam bentuk file PDF, silahkan download di sini secara gratis.

Minggu, 21 Februari 2016

Alam Tak Pernah Marah

Alam tak pernah marah. Manusialah yang selalu saja serakah. Dengan alasan pembangunan, manusia sering merubah bentang alam. Sungai dibendung, daerah resapan air digersangkan, laut ditimbun, gunung diratakan. Saat banjir datang melanda, ada yang berkata, "Alam telah marah." Padahal kala itu air hanya mencari jalan yang biasa dilalui, namun tak lagi menemukannya. Hingga terpaksa tumpah ke lekuk bumi yang tak seharusnya. Alam tak pernah marah. Yang ditabur, itulah yang dituai. Semua tergantung manusia.***

Dilema Waktu



Kadang-kadang kita tak bisa menebak kapan waktu untuk berjumpa dan waktu untuk berpisah. Apakah mungkin kita selalu dapat menebak waktu untuk menangis dan juga waktu untuk tertawa***

Kebutuhan yang Tepat


Dalam doa, hendaknya kita mengetuk kemurahan Allah yang maharahim untuk sesuatu yang benar-benar dibutuhkan, dan bukan untuk yang sekedar diinginkan oleh kedagingan manusia.***