Jumat, 07 Oktober 2011

Kerajaan Tabukan | Sejarah di Sulawesi Utara

Setelah raja Makaampo meninggal, putranya Wuatengsemba menjadi raja Tabukan yang pertama dalam masa penjajahan Portugis dan Spanyol 1575-1610. wuatengsemba kawin dengan putrid Tansekoa, putri ratu Lohoraung. Wilayah kerajaan meliputi tanjung Selimahe sampai tanjung Padarehokang kecuali wilayah Tamako dari tanjung Lelapide sampai Toademanandu, yang tergabung dengan kerajaan Siau pada masa pemerintahan Makaampo dan kepulauan Talaud dikurangi dengan kerajaan Nanusa termasuk pulau Miangas diberikan kepada putri Doloweli, saudaranya, setelah kawin dengan raja Tahuna Tatehe Woba. Dalam pemerintahannyalah bangsa Portugis mengunjungi Tabukan.


Raja Wuatengsemba diganti oleh putranya Gamabanua memerintah kerajaan Tabukan 1610-1645. Beliau kawin dengan putri Uhentinendeng putri dari raja Tatehe Woba dari Tahuna. Wilayah kerajaan berkurang dengan negeri Sawang diberikan kepada raja Tahuna untuk perkawinan raja dengan Uhentinendeng, pulau Kalama, dan Pulutan di Talaud diberikan kepada saudaranya Balango setelah menjadi raja Tagulandang, dan wilayah dari tanjung Lelapide sampai ke tanjung Pandarehokang diberikan kepada putri Ahungsehiwu setelah kawin dengan raja Manganitu Tolosan.

Pada masa pemerintahannya bangsa Spanyol menyebarkan agama Roma Katholik, mendirikan gereja Padihe dan sekolah. Beliau mendapat gelar Markus Vasco da Gama Flinena pada tahun 1654. dalam masa pemerintahan raja Gama masuklah agama Islam dari Mindanao.***[Sumber tulisan: Buku karya Shinzo Hayase, Domingo M. Non, dan Alex J. Ulaen yang berjudul “SILSILAS/TARSILAS (GENEALOGIES) AND HISTORICAL NARRATIVES IN SARANGGANI BAY AND DAVAO GULF REGIONS, SOUTH MINDANAO, PHILIPPINES, AND SANGIHE-TALAUD ISLANDS, NORTH SULAWESI, INDONESIA” halaman 253].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar