Jumat, 29 Januari 2016

Pemabuk Tua Dan Sepi

Pemabuk tua dan sepi
Dua kawan sejati
Bersatu dalam kepedihan
Bersama merindukan malam

Pemabuk tua dan sepi
Dua kawan sejati
Sama-sama terlantar tanpa selimut yang bisa membungkus kidung sengsara
Sempoyongan dan lalu terkapar tanpa daya di pelataran peradaban kota yang bisu

Mereka mabuk hanya untuk meredam sayatan kepedihan
Sekalipun saat kembali sadar belati masih saja menghujamkan kisah yang sama
Mengikis perlahan-lahan sisa-sisa ketegaran yang tergambar getir di bibir keriput
Mereka selalu sepakat mabuk demi menerawangkan pucuk gelisah di wajah malam
Sebab di wajah malam bisa ditemukan savanna buat ditanami mimpi yang tak tuntas

Pemabuk tua dan sepi, dua kawan sejati
Selalu memilih bersama dalam melodi kepedihan dan malam
Karena dari sederet kenangan yang pernah diteguk, tak satupun yang bisa kembali

Ie Hadi G
Manado, 7 Juni 2014
Dari Tepi Kuala Menatap Doa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar