Kamis, 12 September 2013

Episode Jalan Kegetiran Magdalena

Naskah yang ditulis Ie Hadi G ini mengangkat tema religius. Naskah ini dimainkan 11 orang atau lebih. Tokoh-tokoh dalam drama ini adalah Mesias, Yohanes, Magdalena, Marta, Lazarus, Sosok 1, Sosok 2, Farisi, Ahli Taurat, dan Sosok-sosok.

Setting:
SEBUAH RUANG SEPI. DI TENGAH NAMPAK SESEORANG, MESIAS, TERSUNGKUR SEMBARI TANGAN TERIKAT LURUS PADA SEBUAH BALOK KAYU, DIAM TAK BERGERAK DALAM BUNGKUSAN PLASTIK. RANTAI MELILIT TUBUHNYA. SOSOK 1 DAN SOSOK 2 DI TEMPAT YANG BERBEDA. BEBERAPA SOSOK BERDIRI MEMATUNG DI BELAKANG MESIAS SAMBIL MEMEGANG PAYUNG.
Play:
SOSOK 1 DAN SOSOK 2 TENGAH MEMAKU SESUATU.
Sosok 1             : (mengucapkannya berkali-kali) “Empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud. Empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel. Empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus”
Sosok 2             : “Kristus kecil. Anak yang kecil. Bayi yang kecil. Dikenang dengan hati yang kecil. Anak Allah yang dirayakan kelahiranNya terus-menerus sebagai anak kecil. Kelak Dia akan datang sebagai Hakim Yang Adil atas yang hidup dan yang mati. Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir”.
YOHANES MASUK. DIPUNGUNGNYA TERGANTUNG TUWUNG.
Yohanes           : “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan Tuhan. Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan Tuhan. Siapakah aku? Aku bukanlah siapa-siapa. Mesias? Bukan. Akulah suara yang berseru-seru di padang gurun. Setiap orang yang melewati jalan pengembaran di padang kering itu pastilah mendengar suaraku. Luruskanlah jalan Tuhan.
                          Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepadamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak Abraham dari batu-batu ini!”¹
SOSOK 1           : “Siapakah engkau? Engkaukah si Pembaptis itu? Tuan, selamatkanlah kami. Baptislah kami, tuan”
Sosok 2             : “Kami mau bertobat, tuan Yohanes. Kami ingin bertobat. Baptislah kami”
YOHANES MENDEKATI SOSOK MESIAS YANG BERDIAM DIRI DAN TERIKAT RANTAI LALU MELEPASKAN PLASTIK YANG MEMBUNGKUS TUBUH MESIAS.
Yohanes           : (menatap Mesias) “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku”²
                           (mendekati lalu membaptis Mesias) “Tuwung-tuwung kencana, air-air surga. Terberkatilah Kau penggenap firman Ilahi. Tampilah apa yang akan Kau tampi. Bakarlah apa yang akan Kau bakar. Baptislah dunia ini dengan api”
MAGDALENA DAN MARTA MENURUNKAN PAYUNG PERLAHAN. YOHANES KELUAR. SOSOK-SOSOK BERJUBAH MASUK.
Magdalena       : “Ini hanyalah sebuah jendela, sebuah biangkai ruang untuk menatap kebenaran di antara kejengahan manusia. Mari tataplah. Lihatlah. Episode-episode kehidupan yang bergerak dan menari dalam kegelisahannya”
Farisi                 : “Itu dia. Dialah pendosa itu. Tangkap. Seret”
Ahli Taurat       : “Dia pelacur. Perusak nama baik agama. Orang seperti dia ini layak dirajam hingga mati”
Marta               : ”Apa? Mati?”
Farisi                 : “Iya. Rajam sampai mati. Tangkap…! Pengawal, tangkap dia, perempuan murahan ini”
ORANG-ORANG MENYERET MAGDALENA KE TENGAH KERUMUNAN. HENDAK MERAJAM DENGAN BATU. MARTA MASUK MENGHALANG-HALANGI MEREKA YANG MENARIK MAGDALENA.
Marta               : “Jangan. Jangan. Jangan menghakimi saudariku. Jangan menghakiminya. Tolong, jangan. Biarkan dia. Lepaskan dia”
Farisi                 : “Hukuman pendosa adalah mati. Dia harus mati dalam rajaman batu”
SOSOK MESIAS DARI DALAM KEADAAN DIAMNYA, BERGERAK PERLAHAN-LAHAN MENGHAMPIRI KERUMUNAN. RANTAI BERGEMERINCING. ORANG-ORANG SEKETIKA TERDIAM, MEMPERHATIKANNYA.
Mesias                 : “Siapa di antara kamu yang tidak berdosa, dialah yang pertama kali melemparkan batu kepada perempuan ini”.
TERDENGAR SATU PER SATU BUNYI BATU YANG BERJATUHAN KE TANAH. SATU PER SATU ORANG-ORANG REBAH DAN JATUH KE TANAH.
Mesias                 : “Perempuan, di mana mereka yang hendak merajammu, orang-orang yang hendak menghukummu itu?”
Magdalena          : “Pergi, Tuan. Telah pergi, Tuan. Tidak ada lagi mereka di sini”.
Mesias                 : “Pergilah. Jangan berbuat salah lagi. Ambillah terang ini dan terangilah bumi dengan cinta kasihmu”.
MAGDALENA DAN MARTA MENANGIS DI KAKI MESIAS. MESIAS MEMBERIKAN LILIN KEPADA MAGDALENA. LALU MAGDALENA DAN MARTA MEMBAGI LILIN KEPADA ORANG-ORANG YANGTERKAPAR LALU MENYALAKANNYA SATU PER SATU. TERDENGAR SUARA ORANG MENYANYI³.
Mesias                 : “Jika aku datang dalam rupa sebagai anak kecil yang kalian kenang seperti dalam perayaan ini, maka aku hanya selalu hadir di hatimu dalam keluguan-keluguan anak kecil. Ornamen-ornamen kelahiran hanya menghadirkan Aku sebatas sebagai seorang bayi yang lahir di sebuah tempat berbau dan memprihatinkan di sebuah kandang domba di Betlehem. Lalu gambaran orang-orang Majus, 3 orang yang mampu membaca tanda-tanda zaman, yang dibimbing bintang, menghiasi dinding-dinding rumah kalian.
Tidak. Tidak. Tidak. Aku akan datang segera. Seperti pencuri di malam hari. Tanpa ada yang mengetahuinya. Tak ada seorangpun. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.
Jadilah gadis-gadis yang bijaksana seperti dalam perumpamaan itu dan jangan menjadi gadis-gadis yang bodoh. Ada masanya pintu terbuka, ada juga masanya pintu itu telah tertutup. Pada saat itu aku tidak mengenal orang-orang yang tidak berjaga-jaga dan yang terlambat.
(menatap orang-orang yang terkapar dengan penuh belas kasihan)
Bangkitlah. Bangkitlah tubuhmu. Bangkitlah jiwamu. Bangkitlah rohmu. Hiduplah. Hidupkanlah. Hidupkanlah dunia ini dari kesuraman. Biarkan cahayaku terang dan tegak di atas bumi ini. Lazarus. Lazarus. Lazarus. Bangkitlah dari kematianmu.
PADUAN SUARA MENYANYI. LAZARUS MUNCUL DENGAN TUBUH YANG TERBUNGKUS. ORANG-ORANG BANGKIT BERGERAK DAN IKUT MENYANYI.
Lazarus                       : (membaca puisi)
                                      Christmas Telah Mati


Christmas Telah Mati
ketika Merpati itu terperangkap
dalam seremoni kudus dalam kerlip mosaik
metropolis dan retorika tanpa makna.

Lalu aku melihat perang di sana tak ada akhir.
Penindasan menusuk nadi, tangisan adalah nyanyian
orang-orang kalah dalam tilangan nasib. Dalam kecemasan.
Dalam penantian dan para hipokrit mengucap: "damai di bumi!"

Tapi wahai saudara perang tak kunjung selesai
sementara penindasan di mana-mana. Christmas
menjadi karnaval, menjadi resepsi-resepsi dan jabat tangan
pura-pura. Khusuk-khusuk ritus menjadi kontes berbagai
salon ladies and gentlement hingga counter dress and jas
populis di gedung-gedung peribadatan.

Christmas bukanlah etalase indah di berbagai plasa.

Christmas adalah damai itu sendiri
yang lahir dari tiap-tiap hati dalam
tiap-tiap waktu.

Di sudut-sudut waktu ku dapati sisa-sisa kasih.

Perjalanan tambah tua
:apa yang sudah kau buat?

Christmas Telah Mati.
Yang tinggal hanyalah nyala lilin rapuh
bersama lonceng dalam alunan
basa-basi.


---SELESAI---


¹ lihat Matius 3: 1-12
² lihat Yohanes 1: 29-30
³ Lagu So This Is Christmas
Matius 24:44
Lagu Joy To World
Puisi Jenry Koraag,  2004

1 komentar: