Sabtu, 06 Juli 2013

STASIUN TUA DAN SEPIKU | Puisi |


tak kunjung kudengar lagi suaramu
yang biasanya mengocehi sepi
Bersamaku kini cuma keriap dingin
Yang tlah menawan aku dalam malam

di sana kau tak lagi menghitung berapa
penggal semangat yang tersayat dalam malam
saat kau dan kehangatan meniup peluit panjang
gerbong-gerbong bergerak
membawa pergi muatan

selamat tinggal, stasiun tua
rel-relmu ikut berderit bersama keretak pedihku
selamat berpisah, mimpi
kita tlah hadir di abad yang salah
yang jiwanya membenci ketulusan

bergiranglah dalam bebasnya gerak cintamu
aku sudah tergilas
bercampur debu rel keretamu


Ie Hadi G
Manado, 19 Oktober 2006. Di Keheningan Tujuh Pintu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar