Mengamati fenomena penggunaan bahasa
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari menarik juga untuk ditelisik karena ternyata ada banyak
kesalahan penulisan kata yang terjadi di tengah masyarakat penggunanya. Rata-rata
kesalahan penulisan kata terletak pada proses pengimbuhan atau afiksasi [di - ]
diperlakukan sama dengan kata [di] sebagai penunjuk tempat. Padahal fungsi
imbuhan [di - ] seharusnya dilekatkan dengan kata dasar. Tujuh kata salah tulis
yang paling umum dijumpai antara lain:
1). Di Larang. Kata ini biasanya digunakan seperti
pada frase: ‘Di larang parkir’, tulisan yang diletakkan di depan pintu pagar
atau tempat lain.
2). Di Cari. Kata yang sering salah tulis ini pada
umumnya ditemukan pada bahasa iklan. Prosentase kesalahan kata ini paling
tinggi.
3). Di Butuhkan. Hampir sama dengan kesalahan ‘Di
Cari’, kata yang juga umum digunakan dalam bahasa iklan ini memiliki prosentase
kesalahan yang tinggi.
4). Di Jual. Kesalahan penulisan pada kata ini
paling sering ditemukan dalam penggunaannya di bahasa iklan. Bahkan kasus
kesalahan penggunaan kata ini sering juga dijumpai saat ada yang menjual mobil,
lalu kata ‘Di Jual’ yang salah itu ditempelkan di kaca belakang mobil.
5). Di Kontrakan atau
Dikontrakan. Kata dasar ‘kotrak’ ini seharusnya mendapat prefiks [di - ] dan sufiks
[- kan]. Namun kesalahan penggunaan kata ini bisa dibilang cukup tinggi jika
mengamati realitas sehari-hari.
6). Di Sewakan. Kesalahan kata ini memiliki
prosentase yang sama dengan ‘Di Kontrakan’ atau
‘Dikontrakan’. Hanya saja tidak mengalami kesalahan pada saat kata dasar
mendapat akhiran [- kan].
7). Di Beritahukan. Penulisan kata yang salah ini
lazim dijumpai di bahasa iklan pengumuman.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar