Nusa Utara adalah sebuah nama yang merujuk pada pulau-pulau di utara pulau Sulawesi (Celebes). Nusa Utara pada skala keindonesiaan kini terdiri dari tiga kabupaten, antara lain Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud, dan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Sebutan Nusa Utara berawal dari Belanda sebagai ‘noorder-einlanden’, pulau-pulau lebih Utara. Lazimnya istilah Belanda itu diterjemahkan, ‘Nusa Utara’. Buku Viersen tahun 1903 membenarkan hal ini: “Adapoen maka poelau-poelau Sangir dan Talaoet doedoek pada pihak Timoer laoet tanah Minahasa. Masa keperintahan Kompeni Hindia Nederland maka poelau-poelau itoe diseboet: Poelau-poelau yang doedoeknja lebih ke Utara”.
Label
- Antik dan Unik
- Arti Kata
- Artikel
- Cerita Lucu Manado
- Cerita Rakyat
- FLS2N
- FLS2N 2024
- Foto
- Free Download
- Gambar Lucu Manado
- Gaya Hidup
- Hotel
- Ilmu Pengetahuan
- Kamus Bahasa Indonesia
- Kata-kata Bijak
- Keode Laga
- Lagu & Lirik
- Monolog Bawobo
- Naskah Drama
- News Katulistiwa
- Novel
- Penghasilan Di Internet
- Prediksi
- Puisi
- Sejarah
- Serba-serbi Jurnalistik
- Sinopsis Film
- Spektrum
- Teater
- Tentangku
- Tokoh Kita
- Traveling
- Ulasan Lagu
- Video
Senin, 22 Juli 2013
Laut Berkawan Naga Memburu
Rekaman pertunjukan teater dengan judul Laut Berkawan Naga Memburu ini merupakan buah karyaku yang diangkat dari legenda Puang Katoan yang ada di Pulutan - Talaud, kampungku tercinta. Sayangnya hasil rekaman pertunjukan yang aku sutradarai ini hasilnya tidak terlalu bagus. Para aktor dan aktris yang terlibat di pertunjukan ini antara lain Huruwaty Manengkey, Leornardo Maasawet, Hence Makalew, Vicky Ketjil, Dean Joe Kalalo, Adetisye Tinungki, Andre Barahamin, Bobby Anggai, Jerry Neonbeni, Maikel Nadellam, dan Billy Katuuk.
Pentas Kolosal Prahara
Saat pose bersama para pemain jelang pentas |
Ini foto yang diambil oleh Bodewyn Talumewo di sela-sela kesibukan Pentas Seni yang mengangkat tema Kerukunan Indonesia dari Sulut Untuk Nusantara di Wale Ne Tou, Stadion Maesa Tondano, pada 27 Oktober 2012 lalu. Saat pentas yang disutradarai Glorius Bawengan ini, aku berperan sebagai asisten sutradara sekaligus sebagai runner pertunjukan.
Fenomena Penggunaan Kata 'Charge' Yang Menyesatkan
Berbagai jenis Charger |
Di dalam kehidupan sehari-hari kita semakin familiar mendengar dan menggunakan kata 'charge' apalagi saat berurusan dengan baterei gadget yang kita gunakan harus ditambah karena kehabisan daya. Entah diakibatkan oleh ketidaktahuan atau entah karena alasan lain apa, penggunaan kosa kata bahasa Inggirs 'charge' semakin menyesatkan banyak masyarakat yang tanpa bekal pengetahuan kebahasaan yang cukup. Fatalnya, kata kerja 'charge' yang secara morfologi ditulis [chärj] dimaksudkan untuk merujuk makna dari kata benda 'charger' atau [chär’jǝr]. Pembaca yang budiman, mari kita sedikit bersusah-susah menggali penggunaan kata 'charge' secara lebih baik lagi.
Rabu, 10 Juli 2013
Manfaat dan Khasiat Kulit Manggis Bagi Kesehatan
Anda barangkali tidak pernah mengira sebelumnya jika kulit Manggis memiliki banyak manfaat dan khasiat bagi kesehatan. Manggis atau Mangosteen atau yang bernama latin Garcinia Mangostana merupakan tanaman yang banyak tumbuh di hutan beriklim tropis dan di dataran tinggi terutama di wilayah Asia Tenggara, seperti Indonesia, Filipina, Malaysia, Vietnam, Myanmar, Thailand, Hawai, dan Australia Utara. Bagian kulit yang selama ini biasa kita buang setelah kita memakan buah lezatnya, di luar dugaan memiliki khasiat yang mengagumkan. Kulit buah yang berwarna keunguan ini mengandung senyawa xanthone yang saat ini banyak dikembangkan dan diproduksi dalam bentuk sirup, kapsul dan teh celup.
Senin, 08 Juli 2013
7 Kesalahan Penulisan Kata Yang Paling Sering Terjadi
Mengamati fenomena penggunaan bahasa
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari menarik juga untuk ditelisik karena ternyata ada banyak
kesalahan penulisan kata yang terjadi di tengah masyarakat penggunanya. Rata-rata
kesalahan penulisan kata terletak pada proses pengimbuhan atau afiksasi [di - ]
diperlakukan sama dengan kata [di] sebagai penunjuk tempat. Padahal fungsi
imbuhan [di - ] seharusnya dilekatkan dengan kata dasar. Tujuh kata salah tulis
yang paling umum dijumpai antara lain:
The Storm Is Over Now | Song Liric | R KELLY |
Song liric: The Storm is Over Now - R. Kelly
I was in a tunnel
And couldn't see the light
And whenever I'd look up
I couldn't see the sky
Sometimes when I'm standin'
It seems like I done walked for miles
And my heart could be cryin'
Dead in the middle of a smile
I was in a tunnel
And couldn't see the light
And whenever I'd look up
I couldn't see the sky
Sometimes when I'm standin'
It seems like I done walked for miles
And my heart could be cryin'
Dead in the middle of a smile
W I D U R I | Lirik Lagu | Broery Marantika |
Lirik Lagu/Tembang Kenangan Indonesia: Widuri - Broery Marantika
Vocal : Bob Tutupoly
Cipt : Adriyadie
Di suatu senja di musim yang lalu
Ketika itu hujan rintik
Terpukau aku menatap wajahmu
Di remang cahaya sinar pelangi
Lalu engkau tersenyum, kumenyesali diri
Tak tahu apakah arti senyummu
Vocal : Bob Tutupoly
Cipt : Adriyadie
Di suatu senja di musim yang lalu
Ketika itu hujan rintik
Terpukau aku menatap wajahmu
Di remang cahaya sinar pelangi
Lalu engkau tersenyum, kumenyesali diri
Tak tahu apakah arti senyummu
Sabtu, 06 Juli 2013
STASIUN TUA DAN SEPIKU | Puisi |
yang
biasanya mengocehi sepi
Bersamaku
kini cuma keriap dingin
Yang
tlah menawan aku dalam malam
di sana kau tak lagi
menghitung berapa
penggal
semangat yang tersayat dalam malam
saat
kau dan kehangatan meniup peluit panjang
gerbong-gerbong
bergerak
membawa
pergi muatan
selamat
tinggal, stasiun tua
rel-relmu
ikut berderit bersama keretak pedihku
selamat
berpisah, mimpi
kita
tlah hadir di abad yang salah
yang
jiwanya membenci ketulusan
bergiranglah
dalam bebasnya gerak cintamu
aku
sudah tergilas
bercampur
debu rel keretamu
SAHABAT DAN TERATAI | Puisi |
Sekalipun telah hadir sketsa sungai di sana
Memanjang dalam benaman kabut
Yang airnya jadi tirai bagi kedalaman jantungnya
Arus
Dalam
Diam
Menelan
Yang mau menggambar teratai di hatiku tak ada
Padahal kupeluk bahu sahabat
Kubri kuas dan tinta
Di hadapan riak-riak air telaga
Dia malah memilih pergi
Membakar keringat
Menguapkan semangat
Dan tak mau menggambar di hatiku
Arus
Dalam
Diam
Menerkam
Lalu hilang
Akhirnya tinggal kupotret dalam kenangan
Rautan dari banyak nyanyian, sorak dan peluh
Bukti senyum dan getir bersama
Yang lunglai dalam telaga tak berair
Tanpa tergambari teratai lagi
Ikhtiar Cinta | Puisi |
Akhirnya kitapun menatap masa dari sebuah jendela yang sama
Dari sudut itulah kau dan aku mulai bisa membentangkan ribuan malam
Mencatatkan kisah-kisah padang pengembaraan yang baru
Sembari terus ikut mengalir dalam gairah segala bahasa angin
Menuju ke arah tempat cinta kita berikhtiar untuk bermuara
Dari sudut itulah kau dan aku mulai bisa membentangkan ribuan malam
Mencatatkan kisah-kisah padang pengembaraan yang baru
Sembari terus ikut mengalir dalam gairah segala bahasa angin
Menuju ke arah tempat cinta kita berikhtiar untuk bermuara
Abstrak di Sebuah Senja | Puisi |
Gambar: Solitude by `ArtByCher on deviantARTartbycher.deviantart.com |
Yang putarannya bukan ke arah maju
Namun ke kubangan lumpur
Mengisap
Menelan
Habisi raga
Terlanjur rapuh sudah aku ini
Karna setapakpun belum ada jejaknya
Apalagi bermimpi seribuan panjang harapan
Yang klak takkan juga datang
Maaf, bila kini
Kukembalikan tautan kata yang pernah teranyam
Agar aku takkan lagi membukanya sbagai kenangan
Hari kini tlah berangsur senja
Menunggu jawaban hanya abstrak bagiku
Surat Buat Christy Sondey
Kawan, sudah sejak peradaban bumi ini dimulai, perang melawan dehumanisasi ikut berkobar. Telah cukup lama. Lalu apakah kita akan menyebut perang yang sekarang ini adalah awal dari pertempuran ataukah lanjutan dari yang tlah menyala ? Kita tetap bagian yang terkecil dari kemakroan perjuangan. Di sini memang ada tulisan yang kemudian dikitabkan, namun di sana juga bertebaran kepingan kata-kata pengisi peradaban. Di sini kita mengucapkan perang, di sana juga telah terdengung sorakan dan desing peluru. Seumpama kita sekarang, mereka juga tlah menebas.
MAKLUMAT PAGAN II | Puisi |
Setiap
laut ada penandanya
Setiap
gunung ada datunya
Bila kau itu adalah badai
Selamat datang di negeri
utara
Nusanya perempuan
Kami
mendesah dalam diam
Juga
membunuh dalam diam
Pasir
mengisap
Laut
menyerap
Udara
mencekik
Disambut
oleh kata
Berakhir
dengan kata
Cukup
dalam kata
Yang
bukan hanya sisik terlepas
Tapi
sekalian napas tercerabut
Baiknya
kau tidak datang
Bila
kau adalah badai
Karena
setiap gunung ada datunya
Maka
hendaknya hidup tidak berakhir dengan pedang
MAKLUMAT PAGAN I | Puisi |
Datu-datu sudah banyak salah
Hitam dikira putih
Curian dianggap penghasilan
Kebenaran tlah disungsangkan
Namun urung dimafhumi
Bumi akan berarak menerjangi tabiatmu
Elang-elang putih
Wangi-wangi kamboja
Bulu-bulu bersayap, mengepak di telinga
Terbang ringan dalam angin
Kanan di tombak
Kiri di pisau
Bawa pekikkanmu ke banua
Potong tangan datu lalim
Siapa berjiwa, hendaklah gemetar
Siapa bernyawa, mestilah bersungkur
Siapa berempedu, memucatlah wajahmu
Hitam dikira putih
Curian dianggap penghasilan
Kebenaran tlah disungsangkan
Namun urung dimafhumi
Bumi akan berarak menerjangi tabiatmu
Elang-elang putih
Wangi-wangi kamboja
Bulu-bulu bersayap, mengepak di telinga
Terbang ringan dalam angin
Kanan di tombak
Kiri di pisau
Bawa pekikkanmu ke banua
Potong tangan datu lalim
Siapa berjiwa, hendaklah gemetar
Siapa bernyawa, mestilah bersungkur
Siapa berempedu, memucatlah wajahmu
Tentangku
Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari diriku untuk dituturkan. Kuberi nama diriku Ie Hadi G dalam bidang kesenian, yang sebelumnya pernah menggunakan beberapa nama seperti Ie Ladore, Hidahar, dan Hawe. Lahir di sebuah kampung, Rainis, di daerah Kepulauan Talaud pada tanggal 25 Juni 1979. Diberi nama Rahadih Gedoan oleh orang tua. Rahadih merupakan sebuah ‘akronim kesedihan’ dari Rasa Hancur Di Hati.
Menekuni bidang sastra secara serius sejak tahun 1997 dengan memilih
kuliah di Fakultas Sastra Unsrat, Jurusan Sastra Indonesia. Namun hasrat
secara serius untuk menggeluti dan merambahi dunia sastra secara
praktis, terutama teater dan puisi, baru tercapai pada tahun 1998.
Langganan:
Postingan (Atom)