Minggu, 21 Februari 2016

Jangan Terbitkan Berita Mentah

Bagi yang menekuni dunia pers, sebaiknya berhati-hati ketika menerima konsep berita yang dikirim mitra kerja. Kalau tak mau repot dan cari gampang, banyak wartawan yang terjebak 'terima mentah' dan cepat mengeksekusinya sebagai berita yang akan atau siap diterbitkan. Pengalaman yang saya bagikan kali ini barangkali juga penting untuk jadi bahan refleksi bagi mereka yang bekerja di bidang Hubungan Masyarakat (Humas) dari sebuah instansi atau kantor.

Hari Minggu (21/02), kemarin, saya ditelepon Kepala Disparbud Kota Manado Hendrik Warokka. Dia bilang kalau ingin mengirim konsep berita untuk Kawanua Post, tempatku bekerja. Saya kemudian mengirim alamat email melalui layanan Short Message Service (SMS), untuk menerima kiriman konsep berita.

Cara Hasilkan Uang dari Internet

Ada banyak cara menghasilkan uang dari internet. Satu di antaranya adalah dengan cara memasang iklan Pay Per Click (PPC). Awalnya saya bingung bagaimana harus memulai tanpa bimbingan seseorang yang benar-benar mahir dan berpengalaman di bidangnya.
Barangkali sebagai langkah awal, penting untuk mengetahui apa itu PPC. PCC adalah model menghasilkan uang berdasarkan klik yang dilakukan pengunjung terhadap iklan yang anda pasang di blog atau website.
Ada dua penyedia PPC terpopuler untuk blog Indonesia, yaitu Google AdSense dan KlikSaya. Kalau menggunakan layanan dari dua penyedia PPC terpopuler tersebut, maka anda tidak perlu repot lagi mencari pengiklan karena para penyedia PPC akan menyediakannya untuk Anda.
Yang diperlukan setelah disetujui sebagai mitra penyedia PPC adalah meningkatkan pengunjung dan atau mengoptimasi tampilan dan posisi iklan tersebut agar uang yang bisa diperoleh semakin banyak.

Jumat, 29 Januari 2016

Bencana dan Tangis Seorang Nenek

(mengenang tragedi bencana Manado, 15 Januari 2014)

Kisah cengkerama bencana dan tangis seorang nenek di antara pergantian sebuah musim
Saat gunung mengirim air dan merendam jengkal-jengkal rumah serta harapan sunyi perempuan tua
Segala doa dari airmatanya jadi kepingan-kepingan nestapa yang melesap ke dalam bencana
Baginya, tak ada lagi tempat bersujud karena segala tanah tlah menjelma padang air tanpa tepi
Baginya, tak ada lagi jalan berlari sebab sudut-sudut kota tlah memajang kehancuran yang ngeri
Padahal kemarin dia masih berwajah riang menyirami setunas kata bersama senja
Padahal semalam dia sempat menerbangkan pucuk gelisah yang ketika itu berdiri menyapa kesepiannya
Dan lalu paginya mahda angin dan bianglala hilang dijemput gelora air
Wajah keriputnya yang biasa menggambar dera kian pucat pasi tergerus gelisah
Tangannya gemetaran perlahan dan terangkat hingga tubuhnya terguncang hebat
Mata rabunnya terbelalak menatap sebuah pahatan di dinding langit keruh

Dialogia Kisah Beku

Hei, apa kabar senja yang lama setia membalut lukamu di batas pantai?
Tak masalah jika kau tetap diam sementara aku juga tetap dalam celoteh tanpa ujung.

Mungkin kau ingat, jika kita lama mengerami penyesalan serupa kesetiaan barisan para penjaga kesakralan kuil.
Kita pun biasa membiarkan ilalang memenuhi sepetak telaga harapan lalu ia menggenang dangkal.
Hingga tak lagi kita temukan kejernihan air serupa Narsis tergoda pada bayang wajahnya sendiri.
Hingga akhirnya kita tak lagi punya apa-apa untuk memaknai pergulatan zaman yang perlahan beku.
Semua kekeruhan menjelma jadi hitungan sebab musabab daun-daun jatuh yang digantung dalam angka.

Pemabuk Tua Dan Sepi

Pemabuk tua dan sepi
Dua kawan sejati
Bersatu dalam kepedihan
Bersama merindukan malam

Pemabuk tua dan sepi
Dua kawan sejati
Sama-sama terlantar tanpa selimut yang bisa membungkus kidung sengsara
Sempoyongan dan lalu terkapar tanpa daya di pelataran peradaban kota yang bisu