Jumat, 24 Maret 2017

Oto ST 20 Riwayatmu Dulu

Mempersoalkan tentang keberadaan Go-Jek, Go-Kar, dan Taxi Gelap, saya tiba-tiba teringat keberadaan andalan transportasi Kota Manado dulu, yaitu ST 20. Eh, apa kabar oto itu sekarang? Kalau tidak salah ingat, tahun 2006-an saya masih bisa melihat ST 20 berpelat kuning di sekitar Terminal Karombasan untuk melayani angkutan masyarakat hingga ke lorong-lorong kecil di Ranotana Weru dan sekitarnya. Selain di situ, ada juga ST 20 yang beroperasi di kompleks Pasar Bahu, Terminal 'bayangan' Dolog, Winangun, Sea, dan di pasar Tuminting.

Senin, 20 Februari 2017

Kembara Luka

Kembara Luka
Kemarin pernah kita menerjang barisan ilalang kering
Hamparan padang yang simpan kata-kata tersunyi
Di sana kulihat jemari-jemarimu perlahan mulai meletih
Menyirami tunas-tunas mimpi yang sering terbantai perih

Minggu, 21 Agustus 2016

Pentas Puisi Gugur karya WS Rendra

Pementasan puisi yang dimainkan Vox Theater Club Manado di acara Pentas Sastra yang dilaksanakan Balai Bahasa Sulawesi Utara, 20 Agustus 2016. Berikut ini foto-fotonya:

Selasa, 26 Juli 2016

Dari Taiko Hingga Kantata

Di laut Segitiga Naga,
Bukan hanya Taiko[1] saja yang mampu dentamkan semangat dan kepedihan
Seutas senar juga bisa bangkitkan rindu sekaligus dendam seorang nelayan
Dalam bunyi-bunyi yang tak berbatas syair
Dalam syair-syair yang tak berbatas kata
Dalam kata-kata yang tak berbatas kenangan
Dalam kenangan-kenangan yang tak berbatas bunyi

Minggu, 17 April 2016

Kita dan Aksara

Kau pernah bisik, ada aksara langit yang tak ditulis dan tak dikenal di bumi
Lalu siapa yang bisa membacanya dalam sajak angin hari ini?
Lalu siapa yang bisa mengejanya dalam irama orkestra di lautan?
Kau menjawab, hanyalah para malaikat dan Tuhan
Padahal dengan aksara itu ingin sekali kutulis nama ibu di dinding etalase pertokoan
Agar setiap kali melintasinya kusinggahi juga ruang kemurahan Ilahi
Karena ribuan keluh di oratorium yang telah diucapkannya hanya tentang aku
Padahal dengan aksara itu ingin sekali kutulis kisah kita yang masih tergaris samar
Agar di setiap lembar hari yang kurengkuh dalam ingatan hanyalah aroma pelukanmu
Menggelepar kejam
Dan tajam