Minggu, 20 Oktober 2013

Potensi Ekonomi Sitaro


Tak terasa usia Sitaro sebagai sebuah kabupaten telah semakin matang sejak disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada tanggal 8 Desember 2006 lalu. Berbagai keraguan dan kegelisahan mengenai kesanggupan Sitaro dalam mengatur ritme pemerintahan serta pengelolaan sektor perekonomian ternyata lambat laun berubah menjadi sebuah optimisme kolektif. Awalnya, sebuah tendensi negatif yang terwakili dalam ungkapan “Mo jadi apa le tu Sitaro besok-besok?” sering mengusik banyak kepala orang yang meragukan masa depan kabupaten yang meliputi wilayah Siau, Tagulandang, dan Biaro tersebut. Namun pada perjalanannya yang akan menginjak usia tujuh tahun yang memang tergolong masih belia ini, justru mampu menepis keraguan yang dialamatkan kepadanya.

Potensi yang Variatif
Menilik potensi ekonomi yang bisa disodorkan sebagai produk unggulan masyarakat sangatlah variatif. Tercatat berbagai potensi bumi Sitaro seperti Pala, Kelapa, Cengkih, Salak, Ikan Laut, dan masih banyak lagi sumber daya hayati (seperti berbagai jenis karang, moluska, penyu hijau dan belimbing, berbagai jenis ikan karang, kekayaan laut dalam, dan vegetasi bakau) yang siap dieksplorasi bahkan dieksploitasi demi mempertahankan eksistensi sebuah kabupaten dan jaminan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan sumber daya alam yang bersumber pada non hayati menurut data yang dikuak CSIRO, terdapat kandungan minyak bumi di Laut Sulawesi, diperkirakan masuk wilayah Sitaro, yang banyak kandungannya bisa dianggap sebagai ‘minyak cadangan masa depan Indonesia’.

Prospek Ekonomi Maritim
Perlu diakui bahwa berbagai kajian mengenai ekonomi masa depan yang tepat di Sitaro terekomendasi oleh para pakar merujuk pada pengembangan Ekonomi Maritim; yang berbasis pada sektor kelautan dan perikanan, dengan memperhatikan sumber daya di darat sekaligus keterbatasan luas daratannya. Pada batasan ini jelas campur tangan pemerintah akan menjadi sangat penting terutama dalam memfasilitasi peralihan pengelolaan potensi kelautan dan perikanan dari cara tradisional/konvensional ke cara yang lebih efektif. Dalam bahasa sederhananya, sebagai contoh, daripada masyarakat hanya mengandalkan ketersediaan ikan karang jenis Kurapu atau udang jenis Lobster di laut dengan pola tradisional mangael atau bajubi, mendingan dikembangkan teknik penambakan air asin yang memiliki hasil lebih memadai demi memenuhi permintaan pasar regional maupun internasional yang dari waktu ke waktu semakin meninggi.

Hal-hal seperti inilah yang perlu dilakukan dalam memajukan kabupaten yang memiliki 33 pulau ini. Pemberian perhatian ekstra pada sektor kelautan dan perikanan akan berdampak konstruktif, yang tentu saja, dengan pemberdayaan potensi masyarakat yang ada. Sangat dicemaskan bila pihak pemerintah nantinya hanya akan mengandalkan pasokan investor asing yang bersedia menanamkan modalnya di sektor ini lalu merekrut tenaga kerja lokal. Memang melalui langkah ini akan secara otomatis terjadi penyerapan tenaga kerja, dan pasti, paling tidak, memperbaiki tingkat pendapatan masyarakat. Tapi efesiensitas dan efektifitasnya tidak akan sebaik pemaksimalan atau pemberdayaan Sumber Daya Manusia Sitaro yang telah ada.

Penguatan Produk Unggulan yang Ada
Di samping itu, tetap saja perlu memperkuat produksi masyarakat yang telah ada sebelumnya. Seperti Pala dan fuli di Siau yang telah memiliki reputasi internasional karena kualitasnya tergolong nomor satu. Tinggal perlu mendorong pemerintah untuk memperbaiki atau mengoreksi berbagai faktor pembentuk harga komoditas tersebut agar para petani, yang sebagai produsen pala terbesar di dunia ini, tidak melulu dirugikan oleh permainan harga di tingkatan konsumen (penadah/pedagang pengumpul dan pabrik).

Juga perlu adanya penguatan sumber daya alam yang barangkali sering dianggap sepele seperti halnya pengelolaan buah Salak di Tagulandang, yang terproduksi di setiap musim panennya dengan perkiraan angka yang sangat fantastis. Ketimbang cuma dilego ke tangan penadah dengan harga miring, kenapa tidak dibuat menjadi sebuah komoditi unggulan daerah yang siap eksport ke manca negara saja dengan berbagai variasi pengelolaannya ?!! Mudah-mudahan bisa terlaksana, bukan sebatas ide cemerlang saja. Semoga.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar