Tiba di puncak Gunung Makaweimben |
Sudah lama keinginan mendaki puncak Gunung Makaweimben, namun baru terealisasi tanggal 2 Januari 2016. Lelah juga mendaki gunung yang terlihat 'hanya sejauh doa' tersebut dari Kelurahan Marawas, Tondano, Minahasa. Setelah lama tak pernah mendaki lagi bersama teman-teman dari Mahasiswa Pencinta Alam (MPA) Artsas Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, coba mendaki kali ini agak sulit.
Hampir 1,5 jam diperlukan untuk sampai ke puncak Gunung Makaweimben. Maklum saja, kondisi perut buncit yang terbentuk berkat tubuh yang tak pernah berolahraga lagi sejak sibuk kerja di Kawanua Post dari tahun 2014, relatif kesulitan juga saat menempuh track dakian yang selalu menanjak dan jarang ada datarnya.
Beberapa tower TV yang beridir di antara tebalnya kabut pucak Gunung Makaweimben |
Jalan menuju puncak gunung diperbaiki seperti ini |
Ditemani sejumlah pemuda, remaja, dan anak-anak dari Kelurahan Marawas, dengan susah-payah, sampai juga saya di puncak. Kabut tebal menyambut kedatangan kami. Di puncak Gunung Makaweimben ini berdiri sejumlah tower relay stasiun Televisi (TV), seperti RCTI, Net TV, Kompas TV, Global TV, dan TVRI. Ada juga radar Air Nav Indonesia yang berdiri megah di sisi lainnya.
Hutan di kawasan gunung ini masih terbilang asli. Malah, dari beberapa jam saya berada di puncak gunung, sekitar tiga kali sempat melihat beberapa Babi Hutan yang datang membongkar tanaman Ubi Kayu yang ada di dekat tower TVRI.
Kabut tebal menyelimuti sebagian besar pucak gunung. |
Tempat ini barangkali perlu jadi salah satu destinasi bagi anda pencinta atau penggemar adventures. Jalan menuju puncak sebenarnya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua ataupun roda empat. Namun, syukurnya, saat saya berkeinginan ke situ, jalannya tengah diperbaiki sehingga tak bisa dilewati kendaraan apapun.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar