Enoch Saul |
Saya berteman dengan Enoch Saul sudah lama sekali. Untuk jadi acuan tahun, mungkin sebaiknya saya menyebutkan tahun 2001 sebagai awal kedekatan dengan sosok pelukis ini. Banyak yang dibicarakan pada 20 Jauari 2016 itu, setelah sekian waktu tak berjumpa.
Ketika jumpa waktu itu, Enoch banyak bicara tentang metode pemberdayaan otak di kalangan anak-anak. Ternyata banyak metode yang bisa
ditempuh untuk memaksimalkan potensi otak kanan dan menjadikan anak kreatif.
Salah satunya dengan belajar melukis. Hal itulah yang memotivasi Enoch Saul,
pelukis papan atas Sulawesi Utara (Sulut) ini untuk kemudian membuka Sanggar Lukis Anak Solideo di
Kota Manado sejak tahun 2000 lalu. Ka Eno, demikian dirinya akrab disapa, berharap dengan pemaksimalan potensi
otak kanan anak sejak usia dini melalui metode belajar melukis ini Sulut mampu mencetak
generasi emas Indonesia pada tahun 2045 mendatang.
“Menciptakan generasi yang handal
butuh waktu yang panjang dan kesabaran. Siapa yang menyangka bila seorang
Leonardo da Vinci yang dikenal piawai dalam melukis itu adalah seorang yang
memiliki otak kiri yang encer dan memberikan kontribusi sangat besar bagi dunia
kedokteran. Ada sederet seniman lain yang ketika diperhatikan detail, merupakan
generasi emas peradaban dunia karena mampu memaksimalkan potensi otak kiri dan
kanan secara seimbang,” kata Ka Enoch.
Di sanggar Solideo yang
dibinanya, lanjut Ka Eno, tujuan pelatihan lukis bukan sekedar membuat anak
mampu melukis dan menjuarai lomba, namun lebih membuat anak kian kreatif serta
merdeka dalam kecerdasan yang mereka miliki. Menurutnya, ada beberapa alasan
kenapa belajar melukis bagi anak di usia dini itu sangat penting.
“Prinsip neuroscience hasil riset
otak mutakhir menyebutkan bahwa perkembangan otak 95 persen terjadi pada usia
di bawah 7 tahun; di usia dini potensi otak kanan anak yang kreatif dapat
dioptimalkan; belajar melukis bagi anak-anak dapat menjadikan mereka kreatif; usia
dini mempunyai pengaruh pasti terhadap sikap dan tingkat kemampuan ketika
dewasa; mengembangkan kepekaan estetik, kreatif, dan apresiatif; dan menurut
ahli psikologi, sekali kemampuan kreatif ditanamkan kepada anak, akan menjadi suatu
kebiasaan selama hidupnya,” terang Sarjana Pendidikan Seni Rupa Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Manado tahun 1992 ini.
Kini, tambahnya, Sanggar Lukis Anak
Solideo berhasil membuat para peserta didik mendominasi setiap lomba melukis
anak, dari tingkat Kota Manado, Provinsi Sulut, Nasional, dan Asia. Malah, dalam
10 tahun terakhir anggota sanggar yang ada secara berturut-turut dikirim
mewaliki Sulut ke Istana Kepresidenan RI baik yang di Bogor maupun Cipanas.
“Salah satu contoh anggota sanggar yang berprestasi adalah Billy Wongkar, yang waktu itu sebagai siswa SD Katolik Santo Theresia Manado, berhasil meraih Exelent Award pada Lomba Lukis-Tulis sayembara Buku Harian Bergambar Anak-anak se-Asia tahun 2009,” tutupnya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar