Salah satu lokasi banjir di depan kantor Walikota Manado |
Air sungai yang mengalir dari danau Tondano ini terus meringsek naik dengan sangat cepat. Saranku untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman sama sekali tidak dihiraukan oleh seisi rumah. Akhirnya air meluber dan menggenangi seantero sudut rumah hingga ke jalan pada kisaran pukul 10 pagi itu. Diperkirakan ketinggian banjir ini naik hingga mencapai 15 meter dari kondisi normal aliran air sungai, sementara ketinggian air di dalam rumah sudah mencapai setengah meter.
Keadaan kacau-balau. Barang-barang yang bisa dinaikkan di tempat lebih tinggi sudah dinaikkan, namun akibat kecepatan penambahan debit air yang terlalu tinggi, jelas tidak semua barang yang mampu diselamatkan. Perkakas-perkakas dapur lainnya sudah tersapu banjir. Listrik yang telah padam ikut menambah kesuraman drama bencana alam ini.
Semua warga sekitar nampak sibuk mengevakuasi diri serta
barang-barang berharga. Nampak seorang nenek yang awalnya diungsikan di rumah
kami, menangis minta segera diantar ke gereja terdekat. Kalau keadaan akan menjadi
lebih parah, dia ingin mati di rumah Tuhan, isak nenek itu. Beberapa orang pada
akhirnya bersimpati juga dan mengantar nenek itu ke gereja sekalipun pada
kondisi yang seperti ini semua orang biasanya hanya memikirkan keselamatan diri
sendiri.
Beberapa waktu kemudian, aku baru sadar, kerusakan yang
diakibatkan oleh banjir di rumah yang aku tinggali itu tidaklah seberapa dibanding
dengan korban banjir lain yang kehilangan rumah, kendaraan, bahkan nyawa.
Beberapa tempat di kota Manado yang kondisinya sangat memprihatinkan bisa
ditemui di wilayah Pakowa, Dendengan, daerah pemukiman sepanjang DAS Danau
Tondano hingga muara di pasar Bersehati Manado, Tikala Baru, Tikala Ares, Wanea,
dan lain-lain.
Betapa kagetnya hatiku saat mencoba mengumpulkan sejumlah informasi, lalu mendapatkan fakta bahwa banjir bandang yang terjadi pada tanggal 15 Januari 2014 ini merupakan bencana alam terparah dalam sejarah kota Manado bahkan Sulawesi Utara, dengan dugaan kerugian mencapai 500 milyar rupiah***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar