KABAR kemasyuran Raja Salomo bin Daud tersiar sampai ke telinga ratu negeri Syeba. Keberadaan raja ketiga Israel dari suku Dan itu mampu menggundang kedatangan sosok perempuan yang juga dikenal dengan nama Ratu Balqis dalam tradisi Arab.
Ia sebagai seorang wanita eksotis dan juga misterius meskipun kisahnya telah diceritakan lebih dari 3.000 tahun di banyak negeri dan diabadikan dalam karya-karya besar agama dunia, di antaranya Alkitab dan Alquran. Selain itu, Ratu Balqis juga muncul dalam lukisan Turki dan Persia, dalam risalah Kabbalistik, dan dalam karya-karya mistik abad pertengahan Kristen.
Dalam literatur Yahudi dan Kristen, kisah pertemuan Salomo dan Ratu Syeba secara singkat dihadirkan dalam kitab I Raja-raja 10: 1-13 berikut:
Ketika ratu negeri Sheba mendengar kabar tentang Salomo, berhubung dengan nama TUHAN, maka datanglah ia hendak mengujinya dengan teka-teki.
Ia datang ke Yerusalem dengan pasukan pengiring yang sangat besar, dengan unta-unta yang membawa rempah-rempah, sangat banyak emas dan batu permata yang mahal-mahal. Setelah ia sampai kepada Salomo, dikatakannyalah segala yang ada dalam hatinya kepadanya.
Dan Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi raja tidak ada yang tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu.
Ketika ratu negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah yang telah didirikannya, makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian, minumannya dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu itu.
Dan ia berkata kepada raja: "Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu, tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan itu sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh setengahnyapun belum diberitahukan kepadaku; dalam hal hikmat dan kemakmuran, engkau melebihi kabar yang kudengar.
Berbahagialah para isterimu, berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu!
Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena TUHAN mengasihi orang Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran."
Lalu diberikannyalah kepada raja seratus dua puluh talenta emas, dan sangat banyak rempah-rempah dan batu permata yang mahal-mahal; tidak pernah datang lagi begitu banyak rempah-rempah seperti yang diberikan ratu negeri Sheba kepada raja Salomo itu.
Lagi pula kapal-kapal Hiram, yang mengangkut emas dari Ofir, membawa dari Ofir sangat banyak kayu cendana dan batu permata yang mahal-mahal.
Raja mengerjakan kayu cendana itu menjadi langkan untuk rumah TUHAN dan untuk istana raja, dan juga menjadi kecapi dan gambus untuk para penyanyi; kayu cendana seperti itu tidak datang dan tidak kelihatan lagi sampai hari ini.
Raja Salomo memberikan kepada ratu negeri Sheba segala yang dikehendakinya dan yang dimintanya, selain apa yang telah diberikannya kepadanya sebagaimana layak bagi raja Salomo. Lalu ratu itu berangkat pulang ke negerinya bersama-sama dengan pegawai-pegawainya.
Ethiopia, Syeba, dan Salomo
Benarkah kedatangan di Israel untuk bertemu dengan Raja Salomo itu turut membuat Ratu Syeba membawa pulang kandungan, benih cinta kasihnya dengan Salomo? Benarkah Ethiopia merupakan keturunan Ratu Syeba dan Salomo?
Legenda Ratu Sheba senantiasa diceritakan secara turun-temurun di Ethiopia, yang menyebutkan adanya hubungan perkawinan antara Ratu Sheba dan Raja Salomo atau yang dalam tradisi Arab disebut Sulaiman. Sekalipun di Alkitab tidak disebutkan secara eksplisit hubungan tersebut, namun keluarga kerajaan di Ethiopia mengklaim mereka keturunan langsung anak Ratu Sheba. Jejak Ratu Syeba dan Raja Salomo ikut tercantum dalam buku Ethiopia, Kebra Nagast atau Kejayaan Raja-Raja, yang ditulis pada abad ke-13.
Bukti-bukti sejarah Ratu Syeba sejauh ini memang sulit ditemukan sampai pada akhirnya para ilmuwan Inggris dan Ethiopia menganalisis Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) orang-orang Ethiopia dan Israel, yang menyimpan semua informasi tentang hubungan genetika kedua bangsa. Mereka berhasil membongkar DNA orang-orang Ethiopia modern dan menemukan berbagai petunjuk yang mengarah pada kebenaran legenda Ratu Sheba.
Para peneliti genetika tersebut, sebagaimana disebutkan dalam BBC, mengatakan genom orang-orang Ethiopia sangat mirip dengan orang-orang Israel dan Suriah dan percampuran genetika diketahui dimulai kira-kira 3.000 tahun lalu, cocok dengan keberadaan Ratu Syeba.
Profesor Chris Tyler-Smith, pakar dari Inggris yang ikut dalam penelitian, menjelaskan bahwa genetika bisa menjadi petunjuk kejadian sejarah. Menurutnya, dengan menganalisis genetika orang-orang Ethiopia dan beberapa orang dari kawasan Afrika lain, kita bisa mengetahui bahwa gen masuk ke Ethiopia sekitar 3.000 tahun lalu dan ini sesuai dengan hikayat Ratu Sheba.
Luca Pagani, pakar dari Universitas Cambridge yang juga terlibat dalam penelitian ini mengatakan bahwa bukti genetika yang ditemukan jelas mendukung kebenaran legenda Ratu Sheba.
Kisah Dalam Kebra Nagast
Orang-orang Ethiopia dan Tanduk Afrika yang paling mempertahankan kisah Ratu Syeba dan Raja Salomo yang diabadikan dalam Kebra Nagast. Di sana dikisahkan perjalanan Ratu Syeba yang menemui Salomo dengan rayuan dasyatnya. Ratu kemudian kembali ke Aksum, kampung halamannya di Ethiopia Utara, dan beberapa bulan kemudian melahirkan seorang anak yang dinamakan Menyelek, yang berarti Anak Bijaksana.
Setelah beranjak dewasa, Menyelek menemui ayahnya, Raja Salomo, di Yerusalem. Di sana dia disambut dengan sukacita dan diminta untuk tinggal di Yerusalem. Menyelek juga diminta Salomo memerintah Israel setelah kematiannya. Sayangnya Menyelek menolak permintaan ayahnya dan memutuskan untuk pulang.
Ada hal luar biasa yang dilakukan Menyelek. Dikisahkan bahwa di tengah kegelapan malam ia meninggalkan Yerusalem dengan membawa Tabut Perjanjian yang tersimpan di Bait Allah. Dia membawanya ke Aksum dan dipercayai Tabut Perjanjian ini masih tersimpan di sana hingga kini, dalam lokasi khusus yang dibangun di halaman Gereja St Mary.
Dengan Kebra Nagast, yang dianggap sebagai kitab suci, orang Ethiopia melihat negara mereka sebagai negara pilihan Tuhan, tempat peristirahatan terakhir Ratu Syeba dan anaknya Menelik, hingga melahirkan generasi yang membentuk bangsa Ethiopia. Ratu Syeba dianggap ibu dari bangsa Ethiopia dan diabadikan dalam Konstitusi Ethiopia tahun 1955.
Haile Selassie I, Kaisar Ethiopia, pernah memerintahkan agar Kebra Nagast dibawa ke Inggris. Kemudian atas izin Ratu Victoria, buku Kebra Nagast dibawa kembali ke Ethiopia dan sekarang disimpan di Gereja Raguel di Addis Ababa.
Kidung Agung, Syair Cinta Salomo
Kitab Kidung Agung merupakan kitab yang ditulis Raja Salomo dengan tema cinta. Kidung Agung mungkin saja ditulis Salomo dengan satu-satunya sumber inspirasinya yaitu seorang Ratu Syeba. Sekalipun hal tersebut tak memiliki dasar referensial yang kuat.
Dari 700 istri dan 300 gundik yang dimiliki, nyaris tidak ada kisah spektakuler yang dikisahkan mengenai hubungan cinta Raja Salomo, selain tentang Ratu Syeba sendiri. Hubungan Ratu Syeba dengan Salomo malah dapat dinilai setara dengan kebesaran kisah cinta Daud dan Batsyeba, orang tua Salomo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar