Senin, 23 September 2013

2 Kosakata Paling Aneh Di Kekristenan Sulut

Tahukah anda bahwa selama ini orang Kristen di Sulawesi Utara mengantongi dua kosakata yang digunakan secara aneh dalam ibadah-ibadah? Mungkin anda salah satu di antara banyak orang yang pernah menggunakannya tanpa mempertimbangkan makna atau kaidah kebahasaan sebagai penuntun penyusunan kalimat. Dua kosakata yang paling sering disalahgunakan itu terutama dalam penggunaannya di dalam doa adalah:
1. Berpengapa
2. Pergumulan

50 TAHUN MANIKEBU: KISAH ABADI EMANSIPASI

Oleh: Benni E. Matindas

TEPAT 50 tahun silam, September 1963, jurnal bulanan Sastra terbit dengan memuat pernyataan sikap sekelompok seniman, budayawan dan cendekiawan yang pada masa itu terhitung melawan arus. Pernyataan tersebut diberi tajuk Manifes Kebudayaan. Kemudian lebih terkenal dengan akronim “Manikebu”, yang justru diberikan oleh lawan mereka – tentu saja dengan muatan nada menista. Dan memang Manikebu langsung diserang habis-habisan bukan saja oleh para intelektual di kubu Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat, ormas seniman dan budayawan di bawah Partai Komunis Indonesia/PKI), juga oleh sejumlah intelektual dari dunia akademik maupun birokrasi yang seperti biasanya memang mesti menjilat pada penguasa. Bahkan Manikebu diposisikan sedemikian rupa sampai bisa jadi santapan pengganyangan aksi-aksi massa yang kendati tak mengerti samasekali apa masalah kebudayaan yang mereka teriakkan dengan caci-maki dan kutuk itu. Puncaknya, Presiden Sukarno sendiri, yang juga mengutuk keras, mengumumkan larangan resmi atas Manikebu!

Minggu, 22 September 2013

Pangkunang

Salah satu adegan dalam Pangkunang
Menempuh perjalanan Manado - Bitung yang sejauh 45 menit dengan sepeda motor Honda Beat terasa cukup melelahkan. Namun capek di jalan akibat jauhnya jarak tempuh yang seringkali berpapasan truk konteiner itu terbayar ketika tiba di Gedung Kesenian Bitung (GKB) demi menyaksikan teater garapan Sanggar Tangkasi Bitung (STB). Lega hatiku sewaktu pertunjukan teater Pangkunang yang dijadwalkan pukul 18.00 Wita, jadi molor akibat masih menunggu kedatangan seorang pejabat, yang kalau tidak salah namanya Benny Mamoto. Seingatku dia baru saja pensiun namun tetap dikawal sejumlah anggota kepolisian. Tapi aku kebetulan tidak sementara memusingkannya. Konsentrasiku lebih tertuju kepada pertunjukan yang akan berlangsung.

Kamis, 12 September 2013

Usikan Nyamuk

Usikan Nyamuk
Naskah drama Usikan Nyamuk yang ditulis Ie Hadi G ini bisa dimainkan oleh 2 orang atau monolog. Pertama kali dipentaskan secara monolog pada tahun 2006 oleh seorang yang sampai saat ini aku sebut sebagai aktris berbakat: Ester Veronika Napitupulu,  yang memainkan peran ganda sebagai Nora, seorang cewek yang riang namun licik, serta tokoh Timadde, orang tua yang menderita cacat dan Parkinson. Kisah dalam drama ini mengangkat momok terbesar di dunia ini yaitu nyamuk.  Saat pertama kali dipentaskan secara monolog itu, kalau tidak salah ingat, yang memainkan tokoh figuran, yaitu Wawan 'Ulek' atau Gunawan Purnama dan Steve Chefiure atau Steve Sundamen. Berikut naskahnya:

Episode Jalan Kegetiran Magdalena

Naskah yang ditulis Ie Hadi G ini mengangkat tema religius. Naskah ini dimainkan 11 orang atau lebih. Tokoh-tokoh dalam drama ini adalah Mesias, Yohanes, Magdalena, Marta, Lazarus, Sosok 1, Sosok 2, Farisi, Ahli Taurat, dan Sosok-sosok.

Sinopsis Dunia Seonggok Kata


Dunia Seonggok Kata mengangkat kisah tentang dunia kanak-kanak dalam diri orang dewasa. Yusi Kidult menyangka semua penglihatannya hanyalah semata halusinasi-halunasi yang pada akhirnya mengalienasi pribadinya dari dunia sekitar akibat sangkaan imitasi realitas yang mendera jiwanya. Dia terlihat dominan pada dunia kanak-kanak. Tekanan pada jiwanya tersebut akhirnya mampu terjawab dengan kebenaran yang tidak terhalangi oleh ilusi, halusinasi, atau bahkan delusi.

Dunia Seonggok Kata

Naskah Dunia Seonggok Kata yang ditulis oleh Ie Hadi G ini merupakan drama bertema religius dan dimainkan oleh 7 orang. Pernah dipentaskan oleh Teater Jeune Amme Remaja GMIM Getsemani Sakobar Manado pada Agustus 2013 lalu. Saat pentas itu para pemain yang melakonkan tokoh-tokoh di dalam naskah ini antara lain: Zena Zaneta Boseke sebagai Yusi Kidult, Stevaldo John M. Soputan sebagai Bawobo, Sheva Pantow sebagai Bok, Olivia Maria Lintong sebagai Sens, Gaby Maria W. Tombokan sebagai Sosok Waktu, Novlyandro Natanael T. Binni sebagai Orang I, dan Vina Sarah Sondakh sebagai Orang II. Ini merupakan naskah pertama dalam rangka eksplorasi ide Bawobo sebagai sebuah monolog. Berikut ini naskahnya: